Friday, February 22, 2013

otomotif



Begitu juga timing pengapian, tunner yang berkumis rapi itu menyeting waktu pengapian lebih lambat alias dekat TMA (Titik Mati Atas). Ini berbeda kalau Hawadis menset di balapan nasional untuk Jupiter dipakai Hadi. Dia pasti akan mengatur timing pengapian lebih tinggi karena bahan bakarnya punya oktan yang lebih tinggi dibanding di balapan Asia.

Untuk menyesuaikan karakter sirkuit besar di balapan Asia, Hawadis memperlebar diameter porting isap. “Saya perbesar jadi 24,5 mm,” timpal Hawadis yang mengatur durasi klep in dan ex di angka 271 derajat.

Tuh, ketahuan deh bedanya dengan Jupiter-Z yang dibikin Hawadis untuk balapan di trek kecil seperti Kenjeran dan Sentul Karting. Untuk trek kecil, porting di bikin 23,8 mm.

Diameter lubang isap yang lebih kecil supaya aliran bensin lebih cepat, meski ukuran lingkarnya lebih kecil dibanding lingkar porting untuk trek besar. Lingkar lubang isap yang lebih gede memungkinkan campuran bahan bakar-udara masuk lebih banyak, tapi tekanannya lebih rendah.

“Setingan rangkanya enggak berbeda jauh antara trek besar dan kecil. Paling sedikit setting footsteep aja,” tutup Hawadis.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban belakang : FDR 80/90-17
Ban depan : FDR 80/90-17
Knalpot : R9
CDI : BRT
Karburator : Mikuni TM24

Penulis : Niko | Teks Editor : KR15 | Foto : Adjie

No comments:

Post a Comment